Kontrol Keamanan Swalayan Melalui Security Room
Dalam era teknologi yang terus berkembang, keamanan menjadi aspek yang sangat penting, terutama dalam lingkungan swalayan yang sering kali menjadi target potensial kejahatan. Untuk meningkatkan tingkat keamanan swalayan, penggunaan teknologi modern menjadi suatu keharusan. Salah satu solusi yang inovatif adalah dengan mengimplementasikan sistem kontrol keamanan melalui Security Room menggunakan perangkat Arduino, sensor PIR (Passive Infrared), sensor getaran, dan sensor suhu LM35, serta dilengkapi dengan keypad dan LCD.
Dengan menyatukan berbagai komponen tersebut, sistem dapat mendeteksi gerakan yang mencurigakan, getaran yang tidak semestinya, serta perubahan suhu yang signifikan. Informasi yang diperoleh dari sensor-sensor ini akan diintegrasikan dan diproses melalui Arduino untuk memberikan pemantauan dan respons secara real-time. Keberadaan Security Room ini tidak hanya meningkatkan respons terhadap potensi ancaman keamanan, tetapi juga memberikan keunggulan dalam manajemen keamanan swalayan secara efisien dan efektif.
TUJUAN [KEMBALI]- Memenuhi tugas Mikroprosesor dan Mikrokontroler
- Mempelajari rangkaian keypad dan LCD
- Mengetahui prinsip kerja dari rangkaian Keypad dan LCD
- Menjelaskan prinsip kerja Sensor infrared, sensor magnetic dan sensor vibration.
- Mensimulasikan rangkaian Sensor infrared, sensor magnetic dan sensor vibration.
- 12 tombol (dengan fungsi tergantung pada aplikasi).
- Konfigurasi 4 baris (input scanning) dan 3 kolom (output scanning).
- Kompatibel penuh dengan DT-51 Low Cost Series dan DT-AVR Low Cost Series. Mendukung DT-51 Minimum Systemver 3.0, DT-51 PetraFuz, DT-BASIC Series, dan sistem lain.
- Dilengkapi dengan contoh program.
- Dimensi : 9 cm (P) x 5,4 cm (L) x 1,8 cm (T)
- Perlengkapan : 1 buah DT-I/O 3 x 4 Keypad Module
- Tegangan operasi LCD ini adalah 4.7V-5.3V
- Ini mencakup dua baris di mana setiap baris dapat menghasilkan 16 karakter.
- Pemanfaatan arus adalah 1mA tanpa lampu latar
- Setiap karakter dapat dibangun dengan kotak 5×8 piksel
- Alfanumerik LCD alfabet & angka
- Apakah tampilan dapat bekerja pada dua mode seperti 4-bit & 8-bit
- Ini dapat diperoleh dalam Lampu Latar Biru & Hijau
- Ini menampilkan beberapa karakter yang dibuat khusus
- Vsuplai : DC 3.3V-5V
- Arus : 15mA
- Sensor : SW-420 Normally Closed
- Output : digital
- Dimensi : 3,8 cm x 1,3 cm x 0,7 cm
- Berat : 10 gr
- Kondisi : Baru
6). Sensor LM35
8).Transistor NPN
1. Arduino Uno
Kontruksi
Arduino adalah platform perangkat keras (hardware) yang dirancang untuk memudahkan pengembangan dan prototyping proyek-proyek elektronik. Ini terdiri dari papan sirkuit cetak berukuran kecil yang dilengkapi dengan mikrokontroler dan sejumlah pin input/output yang dapat digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen elektronik lainnya.
Mikrokontroler pada papan Arduino adalah otak utama yang mengontrol berbagai komponen yang terhubung dengannya. Papan Arduino biasanya dilengkapi dengan berbagai macam varian mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology. Meskipun demikian, Arduino lebih sering dikaitkan dengan platform open-source yang dikelola oleh Arduino.cc.
Arduino memiliki beberapa komponen utama yang membentuk papan sirkuit mikrokontroler. Berikut adalah penjelasan tentang komponen-komponen utama Arduino:
- Mikrokontroler: Ini adalah otak utama dari Arduino yang melakukan semua operasi pengolahan data dan kontrol. Arduino menggunakan mikrokontroler sebagai pusat kendali, yang berfungsi untuk membaca input, menjalankan kode program, dan mengontrol output. Beberapa varian Arduino menggunakan mikrokontroler dari berbagai produsen, seperti ATmega yang diproduksi oleh Microchip Technology.
- Pin I/O: Arduino memiliki sejumlah pin input/output (I/O) yang digunakan untuk menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya. Pin ini bisa berfungsi sebagai input untuk membaca data dari sensor atau output untuk mengontrol aktuator. Ada pin digital dan pin analog. Pin digital dapat berupa input atau output dengan nilai logika 0 (LOW) atau 1 (HIGH), sementara pin analog digunakan untuk membaca nilai analog seperti sensor suhu atau cahaya.
- Papan Sirkuit: Papan Arduino adalah substrat fisik tempat semua komponen terhubung. Papan ini biasanya terbuat dari bahan tahan lama dan dilengkapi dengan jalur tembaga yang menghubungkan komponen-komponen elektronik.
- Konektor USB: Banyak varian Arduino dilengkapi dengan konektor USB. Ini memungkinkan Anda untuk menghubungkan papan Arduino ke komputer, sehingga Anda dapat mengunggah kode program ke mikrokontroler dan berkomunikasi dengan papan melalui koneksi serial.
- Catu Daya: Arduino memerlukan catu daya untuk beroperasi. Ini bisa berasal dari komputer melalui kabel USB atau dari sumber daya eksternal seperti baterai atau adaptor listrik. Beberapa papan Arduino memiliki regulator tegangan yang memungkinkan papan menerima berbagai tingkat tegangan masukan.
- Konektor Listrik: Arduino umumnya memiliki pin header atau konektor yang memungkinkan Anda untuk menghubungkan kabel atau kawat ke pin I/O. Ini memudahkan Anda dalam menghubungkan sensor, aktuator, dan komponen lainnya ke papan Arduino.
- Kristal Osilator: Kristal osilator digunakan untuk menghasilkan sinyal osilasi yang diperlukan oleh mikrokontroler untuk menjalankan perhitungan waktu dan operasi lainnya.
- Tombol Reset: Tombol reset memungkinkan Anda untuk mengulang proses booting papan Arduino atau menghentikan eksekusi program yang sedang berjalan.
- Indikator LED: Beberapa varian Arduino memiliki indikator LED yang terhubung ke pin tertentu. LED ini dapat diatur dalam kode program untuk memberi tahu status atau kondisi papan, seperti aktif atau dalam mode tidur.
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan platform Arduino yang kuat dan serbaguna untuk mengembangkan berbagai proyek elektronik dan pemrograman.
2. Keypad
Modul keypad 3x4 merupakan suatu modul keypad berukuran 3 kolom x 4 baris. Modul ini dapat difungsikan sebagai input dalam aplikasi seperti pengaman digital, absensi, pengendali kecepatan motor, robotik, dan sebagainya. Penggunaan keypad dilakukan dengan cara menjadikan tiga buah kolom sebagai output scanning dan empat buah baris sebagai input scanning.
Cara kerja rangkaian Keypad 3x4:
- Apabila Kolom 1 diberi logika ‘0’, kolom kedua dan kolom ketiga diberi logika ‘1’ maka program akan mengecek tombol 1, 4, 7, dan *, sehingga apabila salah satu baris berlogika '0' maka ada tombol yang ditekan.
- Apabila Kolom 2 diberi logika ‘0’, kolom pertama dan kolom ketiga diberi logika ‘1’ maka program akan mengecek tombol 2, 5, 8, dan 0, sehingga apabila salah satu baris berlogika '0' maka ada tombol yang ditekan.
- Apabila Kolom 3 diberi logika ‘0’, kolom pertama dan kolom kedua diberi logika ‘1’ maka program akan mengecek tombol 3, 6, 9, dan #, sehingga apabila salah satu baris berlogika '0' maka ada tombol yang ditekan.
- Kemudian kembali ke semula, artinya program looping terus mendeteksi data kolom dan data baris, cara ini disebut scaning atau penyapuan keypad untuk mendapatkan saklar mana yang ditekan. (blog dari Furinkazen)
- begin() Untuk begin() digunakan dalam inisialisasi interface ke LCD dan mendefinisikan ukuran kolom dan baris LCD. Pemanggilan begin() harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memanggil instruksi lain dalam library LCD. Untuk syntax penulisan instruksi begin() ialah sebagai berikut. lcd.begin(cols,rows) dengan lcd ialah nama variable, cols jumlah kolom LCD, dan rows jumlah baris LCD.
- clear() Instruksi clear() digunakan untuk membersihkan pesan text. Sehingga tidak ada tulisan yang ditapilkan pada LCD.
- setCursor() 19 Instruksi ini digunakan untuk memposisikan cursor awal pesan text di LCD. Penulisan syntax setCursor() ialah sebagai berikut. lcd.setCursor(col,row) dengan lcd ialah nama variable, col kolom LCD, dan row baris LCD.
- print() Sesuai dengan namanya, instruksi print() ini digunakan untuk mencetak, menampilkan pesan text di LCD. Penulisan syntax print() ialah sebagai berikut.lcd.print(data) dengan lcd ialah nama variable, data ialah pesan yang ingin ditampilkan.
4. Sensor PIR
PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia
Diagram sebsor PIR:
PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yangterbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
Resistor merupakan komponen elektronika dasar yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.Sesuai dengan namanya, resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Resistor memiliki simbol seperti gambar dibawah ini :
Resistor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan Hukum OHM :
Seri : Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Paralel: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Dimana :
Rtotal = Total Nilai Resistor
R1 = Resistor ke-1
R2 = Resistor ke-2
R3 = Resistor ke-3
Rn = Resistor ke-n
Rumus dari Transitor adalah :
hFE = iC/iB
dimana, iC = perubahan arus kolektor
iB = perubahan arus basis
hFE = arus yang dicapai
Karakteristik Input
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerah doped yaitu daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistor ada dua jenis yaitu NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satu antara emitter dan basis, dan yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu, sebuah transistor seperti dua buah dioda yang saling bertolak belakang yaitu dioda emitter-basis, atau disingkat dengan emitter dioda dan dioda kolektor-basis, atau disingkat dengan dioda kolektor.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
Pemberian bias Ada beberapa macam rangkaian pemberian bias, yaitu: 1. Fixed bias yaitu, arus bias IB didapat dari VCC yang dihubungkan ke kaki B melewati tahanan R seperti gambar 58. Karakteristik Output.2.Self Bias adalah arus input didapatkan dari pemberian tegangan input VBB seperti gambar 60.
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitu daerah aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistor digunakan pada rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerah saturasi dan cutoff. Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistor menjadi hancur terlalu besar.
Gelombang I/O Transistor 9. Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
Bagian emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila dioda emitter-basis dibias maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arus terhadap tegangan dioda biasa. Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis (Ib) akan naik secara cepat.
- Download library yang diperlukan pada bagian download dalam blog.
- Buka proteus yang sudah diinstal untuk membuat rangkaian.
- Tambahkan komponen seperti Arduino, sensor, dan perangkat lainnya lalu susun menjadi rangkaian.
- Buka Arduino IDE yang sudah diinstal.
- Di Arduino IDE, pergi ke menu "File" > "Preferences".Pastikan opsi
- "Show verbose during compile" dicentang untuk mendapatkan informasi detail saat kompilasi.
- Salin kode program Arduino pada blog kemudian tempelkan program tadi ke Arduino IDE.
- Kompilasikan kode dengan menekan tombol "Verify" di Arduino IDE.
- Cari dan salin path file HEX yang dihasilkan selama proses kompilasi.
- Kembali ke Proteus dan pilih Arduino yang telah Anda tambahkan di rangkaian.
- Buka opsi "Program File" dan tempelkan path HEX yang telah Anda salin dari Arduino IDE.
- Jalankan simulasi di Proteus.
Ketika Sensor mendeteksi adanya objek di dalam swalayan pada malam hari, maka sensor PIR akan berlogika 1 dan menyebabkan lampu LED hidup, sehingga LCD akan menampilkan "Ada Maling".
Lalu di dalam room securitynya melihat lampu warna merah, maka akan menekan tombol button, yang akan mengirimkan logic 1 pada pin TX pada pin kontroller kanan dan menerima pin kontroller kiri pada pin RX kemudian akan menghidupkan motor pada pin 10. untuk mengisolasi dimana menutup semua pintuk masuk (atau semua pintu access) seperti jendela, pintu, ventelasi ataupun ruang udara. ditandai dengan motor hidup.
Lalu terdapat sensor suhu LM35, berguna sebagai kenyamanan pada pada ruangan security. Ketika suhunya di 28 maka akan menghidupkan kipas ditandai dengan motor aktif atau bergerak.
#include
<Keypad.h> |
Memasukkan
library Keypad yang diperlukan untuk menggunakan objek keypad di program. |
const
byte BARIS = 4; const
byte KOLOM = 3; |
Deklarasi
konstanta BARIS dan KOLOM untuk menentukan
jumlah baris dan kolom pada keypad. |
char
tombolKeypad[BARIS][KOLOM] = { {'1',
'2', '3'}, {'4',
'5', '6'}, {'7',
'8', '9'}, {'*',
'0', '#'} }; |
Deklarasi
array dua dimensi tombolKeypad yang menyimpan karakter pada
setiap tombol keypad. |
byte
pinBaris[BARIS] = {3, 2, 1, 0}; byte
pinKolom[KOLOM] = {4, 5, 6}; |
Deklarasi
array pinBaris dan pinKolom yang menyimpan
pin untuk baris dan kolom keypad. |
const
int pinOutput1 = 7; const
int pinOutput2 = 9; const
int pinOutput3 = 10; // Output baru |
Deklarasi
pin output untuk mengendalikan perangkat keamanan atau pemberitahuan. |
const
int pinTrigger = 8; const
int pinInput = A0; const
int threshold = 270; // Nilai dalam mV, 0.27V |
Deklarasi
pin untuk sensor PIR (pinTrigger), pin untuk sensor suhu LM35 (pinInput),
dan nilai ambang batas (threshold) untuk sensor suhu. |
Keypad
keypad = Keypad(makeKeymap(tombolKeypad), pinBaris, pinKolom, BARIS, KOLOM); |
Inisialisasi
objek keypad dengan konstruktor Keypad, menggunakan keymap dari array tombol
keypad dan pin untuk baris dan kolom. |
void
setup() { pinMode(pinOutput1,
OUTPUT); pinMode(pinOutput2,
OUTPUT); pinMode(pinOutput3,
OUTPUT); // Set pinOutput3 sebagai OUTPUT pinMode(pinTrigger,
INPUT_PULLUP); } |
Dalam
fungsi setup, mengatur mode pin-output dan pin-trigger sesuai kebutuhan. |
void
loop() { //
Baca tombol pada keypad char
tombol = keypad.getKey(); //
Jika tombol '1' ditekan, set Pin Output1 HIGH if
(tombol == '1') { digitalWrite(pinOutput1,
HIGH); delay(1000);
// Tunggu 1 detik digitalWrite(pinOutput1,
LOW); } //
Jika pinTrigger (pin 8) HIGH, set Pin Output2 HIGH if
(digitalRead(pinTrigger) == HIGH) { digitalWrite(pinOutput2,
HIGH); }
else { digitalWrite(pinOutput2,
LOW); } //
Baca tegangan pada pin A0 int
nilaiTegangan = analogRead(pinInput) * (5000.0 / 1023.0); //
Konversi nilai ADC ke mV //
Jika tegangan di atas threshold, set Pin Output3 HIGH if
(nilaiTegangan > threshold) { digitalWrite(pinOutput3,
HIGH); }
else { digitalWrite(pinOutput3,
LOW); } } |
Dalam
fungsi loop, program terus berjalan secara berulang:
|
#include <LiquidCrystal.h> |
Memasukkan library LiquidCrystal yang diperlukan untuk mengoperasikan LCD. |
// Pin input dan output const int pinInput13 = 13; const int pinOutput12 = 12; const int pinInput11 = 11; const int pinOutput10 = 10; const int pinInput9 = 9; const int pinOutput8 = 8; |
Deklarasi pin untuk input dan
output. Pin ini digunakan untuk menghubungkan Arduino dengan berbagai sensor
dan perangkat keluaran. |
// Inisialisasi LCD menggunakan
library LiquidCrystal LiquidCrystal lcd(A5, A4, A3, A2,
A1, A0); // Sesuaikan pin LCD dengan
koneksi pada Arduino Anda |
Inisialisasi LCD menggunakan
library LiquidCrystal |
void setup() { // Atur pinInput dan pinOutput pinMode(pinInput13, INPUT); pinMode(pinOutput12, OUTPUT); pinMode(pinInput11, INPUT); pinMode(pinOutput10, OUTPUT); pinMode(pinInput9, INPUT); pinMode(pinOutput8, OUTPUT); // Inisialisasi LCD lcd.begin(16, 2); // Ubah ukuran LCD sesuai dengan kebutuhan Anda lcd.print("Swalayan Siska"); // Teks default pada mode normal } |
Dalam fungsi setup, mengatur mode
pin-input dan pin-output sesuai kebutuhan. Selain itu, inisialisasi LCD
dengan ukuran 16x2 dan menampilkan teks awal "Swalayan Siska". |
void loop() { // Membaca status pin input 13 int statusInput13 = digitalRead(pinInput13);
if (statusInput13 == HIGH) { // Jika pin input 13 HIGH, set pin output 12 HIGH digitalWrite(pinOutput12, HIGH);
// Ganti teks pada LCD ketika maling terdeteksi lcd.clear(); lcd.print("Ada Maling!"); } else { // Jika pin input 13 LOW, set pin output 12 LOW digitalWrite(pinOutput12, LOW);
// Teks default pada mode normal lcd.clear(); lcd.print("Swalayan Siska"); } |
Dalam fungsi loop, program terus
berjalan secara berulang:
|
// Membaca status pin input 11 int statusInput11 = digitalRead(pinInput11);
if (statusInput11 == HIGH) { // Jika pin input 11 HIGH, set pin output 10 HIGH digitalWrite(pinOutput10, HIGH); } else { // Jika pin input 11 LOW, set pin output 10 LOW digitalWrite(pinOutput10, LOW); } |
Membaca status pin input 11. Jika
HIGH, mengaktifkan pin output 10. Jika LOW, menonaktifkan pin output 10. |
// Membaca status pin input 9 int statusInput9 = digitalRead(pinInput9);
if (statusInput9 == HIGH) { // Jika pin input 9 HIGH, set pin output 8 HIGH digitalWrite(pinOutput8, HIGH);
// Ganti teks pada LCD ketika ada seseorang di luar lcd.clear(); lcd.print("Ada Seseorang Di Luar"); } else { // Jika pin input 9 LOW, set pin output 8 LOW digitalWrite(pinOutput8, LOW); } |
Membaca status pin input 9. Jika
HIGH, mengaktifkan pin output 8 dan menampilkan teks "Ada Seseorang Di
Luar" di LCD. Jika LOW, menonaktifkan pin output 8. |
delay(100); // Delay untuk menghindari pembacaan yang terlalu cepat } |
Delay 100 milidetik untuk
menghindari pembacaan yang terlalu cepat dan memberikan waktu bagi sistem
untuk merespons perubahan kondisi. |
video simulasi rangkaian
- Video Teori LCD
- Video Teori Arduino
- Video Teori Sensor PIR
- Video Sensor Vibration
- Video Sensor LM35
g). Download File [KEMBALI]
Download rangkaian klik disiniDownload HTML klik disini
Download listing program arduino kanan dan arduino kiri
Download video simulasi rangkaian klik disini
- Download Library
Download library PIR Sensor klik disini
- Download datasheet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar